Rindu Yang Bertamu
Rindu yang bertamu
Geram rasanya disaat sang hati menjerit tersiksa akan rindu yang tak bertata.
Mengapa terjadi?
Tolonglah.. Janganlah hinakan diri ini dengan perasaan yang tak seharusnya hadir dalam kebodohanku.
Biarkan tenang dalam mengais secuil demi secuil rizki untuk menghalalkan perasaan terlarang ini.
Panas terik matahari menjadi sejuk, hujan menjadi terang, begitulah anggapanku agar bisa mensyukuri segala kehendakNya. Bertahan akan berbagai macam cuaca yang datang melanda di saat diri ini menjemput RizkiNya. Seakan akan segala kondisi mendukung diri hina ini karena Ridho Allah.
Ijinkan aku tuk menyelipkan rindu dengan doaku. Agar Robbku tak marah kepadaku. Sangatlah tersadar bahwa hati terhasut kejamnya fitnah syahwat, tak gentar ku seorang diri tuk mendekat kepada Robbku. Memperbaiki diri sembari menanti kepastian akan taqdir yang telah di ikhtiarkan di jalanNya. Tak bosan tangan mengadah kepada sang pencipta untuk mendapatkan KeridhoanNya.
Waktu ber tik tok namun tidak sedetikpun bertanda segera. Selalu ku tanamkan yakin di qalbu yang begitu dalam dengan rencana Robbku, Percaya akan segala janji Robbku. Jika Allah memelukku disaat berkeluh kesah mengapa harus bersandar kepada selainNya. Sungguh Maha Penyayang.
Tiada jalan terbaik bagi kedua insan kecuali dengan bersatu dalam keadaan halal. Sebagaima dalam sabda Rosululloh tercinta.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَمْ أَرَ لِلْمُتَحَابَّيْنِ مِثْلَ النِّكَاحِ
“Saya belum pernah melihat solusi untuk dua orang yang saling jatuh cinta, selain nikah”(HR. Ibnu Majah 1847, Mushannaf Ibn Abi Syaibah 15915 dan dishahihkan Al-Albani).
Jika memang perasaan ini berupa cinta, Ya Robbku jatuh hati kan hamba kepada orang yang cinta kepadaMu. Sungguh penantianku ini berawal dari niat tuk mendekat kepada Robbku. Semua amal perbuatan tergantung niatnya. Jika menikah niat hanya ingin mendapatkan wanita maka Allah akan memberikan itu. Namun jika menikah berniat ibadah dan ingin dekat dengan Allah maka Allah akan memberikan lebih dari itu. Bukan istrinya loh ya yang lebih. Tapi lebih dari apa yang kamu Niat kan. Ya entah jika berniat ibadah menikah 4 wanita. Haha. So, lakukan segalanya karena perintah Allah dan Rosululloh. InshaAllah berkah.
حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الزُّبَيْرِ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيُّ قَالَ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى الْمِنْبَرِ
قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْه
Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi Abdullah bin Az Zubair dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Sufyan yang berkata, bahwa Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Anshari berkata, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ibrahim At Taimi, bahwa dia pernah mendengar Alqamah bin Waqash Al Laitsi berkata; saya pernah mendengar Umar bin Al Khaththab diatas mimbar berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan"
Jangan caci maki ikhtiar suci, kau tak pernah tahu pahitnya fitnah dunia. Terasa hambar segala ibadah sebelum menyempurnakan separuh agama dengan pernikahan.
Aku diam dalam sabar, menanti restu Tuhan memberkati tuk dipersatukan. Semoga tak ada lambaian tangan di penghujung jalan.
Tersayat rasanya ketika saudara se-iman menampakkan kebatilan. Prihatin akan mereka yang masih terpejam akan pengapnya fitnah akhir zaman.
Pemuda, sekedar mengingatkan!
Jika dirimu tak mampu membendung syahwatmu, menikah lah. Jagalah kehormatan dirimu dengan menikah.
وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Nikahkahlah orang yang bujangan diantara kalian serta orang baik dari budak kalian yang laki-laki maupun perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kecukupan kepada mereka dengan karunia-Nya. Allah Maha Luas dan Maha Mengetahui. (QS. An-Nur: 32).
يا معشر الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج, فإنه أغض للبصر وأحصن للفرج، ومن لم يستطع فعليه بالصوم فإنه له وجاء
“Wahai para pemuda, siapa diantara kalian yang sudah mampu menanggung nafkah, hendaknya dia menikah. Karena menikah akan lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Sementara siapa yang tidak mampu, hendaknya dia berpuasa. Karena itu bisa menjadi tameng syahwat baginya.” (HR. Bukhari 5065 dan Muslim 1400).
Read more https://konsultasisyariah.com/20756-ayo-menikah.html


Comments
Post a Comment